Dalam berita update lainnya yang melemparkan bayangan negatif pada penggunaan bitcoin, telah melaporkan bahwa kelompok teroris ISIS memanfaatkan kriptokurensi untuk mentransfer dana secara anonim. Transaksi ini tidak bisa dilacak dan tidak dapat dikembalikan.
Sebelumnya, bitcoin telah memperoleh reputasi buruk untuk menjadi mata uang yang utama dalam operasi Silk Road, sebuah pasar Underground yang terhubung dengan transaksi narkoba dan kegiatan kriminal lainnya. Serangan malware online juga sering disertai dengan tuntutan pembayaran bitcoin dari hacker.
Salah satu alasan terbesar mengapa bitcoin sering digunakan dalam kegiatan kejahatan tersebut adalah kurangnya otoritas moneter terpusat yang mengatur penggunaannya. Karena itu, bitcoin sering terkait dengan kegiatan penipuan atau kegiatan ilegal yang seorang pelakunya ingin menyembunyikan identitas mereka.
Kelompok teror ISIS telah berjuang untuk menjaga transaksi yang tersembunyi dari otoritas yang mencoba untuk menindak semua operasi mereka. Laporan yang berputar-putar bahwa kelompok teroris memiliki masalah terhadap kasus transfer dana yang mendanai kegiatan kriminalnya.
Para anggota kelompok teror telah menggunakan aplikasi mobile di DeepWeb atau Dark Web yang memungkinkan mereka untuk mentransfer Bitcoin kesemua jaringan teroris di setiap sudut dunia dengan menghindari pengawasan mata hukum. Mengingat ukuran dan skala internet, sudah semakin sulit bagi pihak berwenang untuk melacak kasus transfer tersebut.
Pada baru-baru ini Foreign Affairs Forum pada Cryptocurrency Policy, pemerintah dan pengusaha bitcoin membahas masa depan kriptokurensi, yang sayangnya masih terperosok dalam banyak kontroversi. “Bahkan jika, secara hipotetis, ISIS hancur pada tahun depan, itu tidak akan menjamin bahwa beberapa kelompok lainnya tidak akan muncul dan menggunakan taktik yang sama karena sekarang mereka belajar dari mereka,” kata profesor Edin Mujkic di Colorado Colorado Springs Universitas.
Jun 9, 2015Fajar Himawan
Komentar
comments