Bursa pertukaran bitcoin Cointrader yang berpusat di Kanada mengumumkan pada awal pekan ini bahwa perusahaannya tersebut akan mati karena kasus hack yang menembus sistem keamanannya.
Menurut pemberitahuan yang diposting pada situs website resminya, bursa tersebut telah “Mati”. Email konfirmasi dikirimkan ke para pengguna dan mereka juga telah memberitahukan kasus tersebut di media social dan mengklaim bahwa mereka sedang melakukan audit secara internal yang menunjukkan “indikasi hilangnya beberapa jumlah bitcoin” pada dompet perusahaan yang menyebabkan keterlambatan dalam melakukan penarikan.
Baca juga: Bitcoin Undervalued lebih dari $ 200, Ditemukan Dalam Laporan Investasi Bank
Email tersebut menjelaskan:
“Masalah ini sedang diselidiki dan kami akan mengurus semua dana Anda dengan sesegera mungkin. Kami mohon maaf atas ketidaknyamanan ini dan kami akan membuat postingan tentang kemajuan pada masalah ini. Sementara itu, kita harus menghentikan deposit, penarikan dan aktivitas perdagangan sampai masalah ini telah diselesaikan.”
Penutupan situs tersebut diikuti oleh rendahnya volume perdagangan dalam beberapa bulan yang ditunjukkan di website tersebut, menurut data yang dipublikasikan oleh penyedia informasi pasar Bitcoin Charts. Data tersebut menunjukkan bahwa bursa pertukaran hanya memiliki 81,43 BTC (sekitar $ 33.600) pada volume perdagangannya selama enam bulan terakhir.
Insiden pada bursa tersebut bukanlah yang pertama kalinya, seperti pada awal tahun 2014, Cointrader yang sudah memiliki pelanggan tetap namun perusahaan tersebut mendapat masalah dari Bank of Montreal yang menutup rekening nya.
Pada saat itu, keputusan tersebut beralasan pada kebijakan restriktif terhadap bisnis mata uang digital dari pemerintah Kanada. Bank of Montreal sejak saat itu mulai beralih untuk mendukung proyek pada aplikasi keuangan blockchain melalui konsorsium perbankan yang dipimpin R3CEV.
Cointrader dan perusahaan induknya, Newnote Financial, tidak menanggapi komentar.
Bursa Pertukaran Bitcoin Cointrader Mati Setelah Terkena Hack
Apr 1, 2016Fajar Himawan
Komentar
comments