“Tidak ada manusia yang sempurna”, begitu juga dengan mata uang digital yang satu ini. Bitcoin, mata uang digital yang jikalau sukses di 10 – 25 tahun kedepan, ‘mungkin’ 30% dari seluruh populasi manusia akan terbiasa olehnya.Lalu apa yang dimaksud ke tidak sempurnaan dari Bitcoin?? Apa yang akan menghambatnya nanti??

Setiap transaksi bitcoin diperiksa oleh miner, dipecah menjadi bagian-bagian kecil, lalu akhirnya sampai ditangan si penerima. Namun yang jadi permasalahan adalah ASIC miner tentunya hanya bagi orang-orang berdompet tebal saja.

Sama-sama belajar aja bro, bitcoin itu butuh node. Apa yang dimaksud node??

Bahasa gampangnya adalah suatu perangkat yang terhubung terhadap satu jaringan. Ente punya perangkat (modem) wi-fi, punya printer yang ada wi-finya, punya smartphone yang bisa wi-fi dst.

Nah, printer dan smartphone yang terhubung ke perangkat agan itu, disebut node.

Lalu apa hubungannya dengan bitcoin??

Waktu awal-awal, orang-orang mining bitcoin pakai PC, VGA Card dst. Artinya, mereka terhubung pula ke jaringan tersebut, atau ada sumbangsihnya. Sekarang, berkat munculnya ASIC miner, PC dan VGA ga akan terpakai, meskipun maksa, yang ada PC ente rusak atau dengan kata lain mendapatkan pendapatan yang tidak diharapkan.

Balik lagi, sebab itu ‘mungkin’ banyak orang yang mulai meninggalkan bitcoin untuk di mining (termasuk ane), karena mudahnya mining lewat algoritma scrypt atau x11. Berikut chart node yang ane ambil dari Coindesk.

Kalau agan penggemar film gratisan yang ngambilnya dari Torrent, kurang lebih bitcoin seperti itu. Seseorang ada yang upload file ke torrent (Seed), file itu di pecah menjadi bagian-bagian kecil, lalu agan mendownload bagian itu, hingga akhirnya menjadi satu (lengkap).Kurang lebih gitu gan, kalau masih bingung, yowis.. Ane juga bingung ngejelasin yang jelas tuh gimana.

Double Spending

Nah ini adalah salah satu dan masih ada kaitannya sama diatas. Apa yang dimaksud double spending?? Lihat gambar dibawah..

Jadi gini kang, double spending menjadi masalah serius saat ini. Double spending memungkinkan seseorang sukses mengirim bitcoinnya ke 2 orang dalam 1 kali transaksi.Ente cuma punya uang 50ribu, tapi mau beli celana dan baju, yang mana masing-masing berharga 50ribu juga.Nah, yang jadi masalah adalah seperti itu gan. Intinya si Buyer untung dari 2 barang tersebut, dengan hanya 1 kali transaksi (50rb dapet 1 baju, 1 celana).RegulasiIni juga menjadi masalah serius untuk bitcoin kedepannya. Ibaratnya ga ada pengakuan aja/larangan penggunaan. Tentunya ini akan berdampak bagi rate bitcoin itu sendiri. Kenyataannya adalah ketika china yang statusnya ‘mau-mau enggak-enggak’, akibatnya penduduk china pun ‘agak malas’ bermain bitcoin, tentunya ini berdampak pula pada perputaran volume bitcoin yang diexchange.

Kurangnya Dukungan Bagi Perangkat Mobile

Kita hidup di era fleksibilitas adalah prioritas. Orang-orang yang peduli dan memanfaatkan teknologi, tidak akan menaruh uang 5 juta didompetnya. Sebaliknya mereka dapat menyimpannya ke kartu debit, dimana lebih fleksibel serta tidak memakan ruang.

Begitu juga dengan bitcoin dan khususnya alternatif coin lainnya. Tidak mungkin kita harus membuka laptop untuk bertransaksi dengan merchant yang menerima bitcoin. Kalau bisa memakai smartphone atau wearable device (jam tangan, atau kacamata misalnya), kenapa tidak??

Statistik menunjukan bahwa ketergantungan seseorang terhadap mobilitas, semakin tinggi. Entah gaya hidup atau berhasil demo minta naik gaji, intinya perangkat yang mudah dibawa berkembang pesat, namun tidak dengan dukungannya.
Dan yang terakhir adalah,

Tidak Peka

Siapa sih kasarnya yang ga mau di buat peka?? Bahkan agan yang membaca ini pun pasti ga suka rasanya kalau dibiarin aja. Capek-capek cari perhatian ke si dia, dianya masa bodo. (Jones Mode: On)

Dan inilah sebagai penutup postingannya. Jikalau bitcoin hanya dipakai orang-orang tertentu aja, alias mayoritas tidak peduli akan hadirnya bitcoin. Maka bukan hal yang mustahil Bitcoin hanya akan menjadi ‘teknologi gagal’.

Well, kalau hal itu sampai terjadi, itu karena kita yang paham lebih dulu, tidak mengenalkan bitcoin kepada orang-orang sebagaimana mestinya.

Original Text: CoinDesk